Pada masa awal penerbangan,
bandar udara hanyalah sebuah tanah lapang berumput yang bisa didarati pesawat
dari arah mana saja tergantung arah angin.
Di masa Perang Dunia I, bandar udara mulai dibangun permanen seiring
meningkatnya penggunaan pesawat terbang dan landas pacu mulai terlihat seperti sekarang. Setelah
perang, bandar udara mulai ditambahkan fasilitas komersial untuk melayani penumpang.
Sekarang, bandar udara bukan
hanya tempat untuk naik dan turun pesawat. Dalam perkembangannya, berbagai
fasilitas ditambahkan seperti toko-toko, restoran,pusat kebugaran, dan butik-butik merek ternama apalagi di
bandara-bandara baru.
Kegunaan bandar udara selain
sebagai terminal lalu lintas manusia / penumpang juga sebagai terminal lalu
lintas barang. Untuk itu, di sejumlah bandar udara yg berstatus bandar udara
internasional ditempatkan petugas bea dan cukai. Di indonesia bandar udara yang
berstatus bandar udara internasional antara lain Polonia (Medan),
Soekarno-Hatta (Cengkareng), Djuanda (Surabaya), Sepinggan (Balikpapan),
Hasanudin (Makassar) dan masih banyak lagi.
Fasilitas bandar
udara yang terpenting adalah:
· Sisi Udara (Air Side)
- Landas pacu (Runway) yang
mutlak diperlukan pesawat. Panjangnya landas pacu biasanya tergantung dari
besarnya pesawat yang dilayani. Untuk bandar udara perintis yang melayani
pesawat kecil, landasan cukup dari rumput ataupun
tanah diperkeras (stabilisasi). Panjang landasan perintis umumnya 1.200 meter
dengan lebar 20 meter, misal melayani Twin
Otter, Cessna, dll. pesawat kecil
berbaling-baling dua (umumnya cukup 600-800 meter saja). Sedangkan untuk bandar
udara yang agak ramai dipakai konstruksi aspal,
dengan panjang 1.800 meter dan lebar 30 meter. Pesawat yang dilayani adalah
jenis turbo-prop atau jet kecil seperti Fokker-27, Tetuko 234, Fokker-28, dsb.
Pada bandar udara yang ramai, umumnya dengan konstruksi beton dengan panjang
3.600 meter dan lebar 45-60 meter. Pesawat yang dilayani adalah jet sedang
seperti Fokker-100, DC-10, B-747, Hercules, dlsb. Bandar udara
international terdapat lebih dari satu landasan untuk antisipasi ramainya lalu
lintas.
- Apron adalah
tempat parkir pesawat yang dekat dengan bangunan terminal, sedangkan taxiway menghubungkan
apron dan run-way. Konstruksi apron umumnya beton bertulang, karena memikul
beban besar yang statis dari pesawat
- Air Traffic Controller berupa menara khusus pemantau yang
dilengkapi radio control dan radar.
- Unit penanggulangan kecelakaan (air rescue service) berupa peleton
penolong dan pemadan kebakaran, mobil pemadam kebakaran, tabung pemadam
kebakaran, ambulance, dll. peralatan penolong dan pemadam kebakaran.
- Fuel service untuk
mengisi bahan bakar avtur.
· Sisi Darat (Land Side)
- Terminal bandar udara atau concourse adalah pusat urusan penumpang yang
datang atau pergi. Di dalamnya terdapat pemindai bagasi sinar X, counter
check-in, (CIQ, Custom - Inmigration -
Quarantine) untuk bandar udara internasional, dan ruang tunggu (boarding
lounge) serta berbagai fasilitas untuk kenyamanan penumpang. Di bandar udara
besar, penumpang masuk ke pesawat melalui garbarata atau avio bridge. Di bandar udara
kecil, penumpang naik ke pesawat melalui tangga (pax step) yang bisa
dipindah-pindah.
- Curb,
adalah tempat penumpang naik-turun dari kendaraan darat ke dalam bangunan
terminal
- Parkir
kendaraan, untuk parkir para penumpang dan
pengantar/penjemput, termasuk taksi.
Perencanaan sebuah lapangan terbang adalah suatu proses yang saling
berkaitan, sehingga analisa dari suatu kegiatan tanpa memperhatikan pengaruhnya
terhadap kegiatan lain bukan merupakan yang memuaskan. Sistem lapangan terbang terbagi dua, yaitu Land side dan Air side dimana keduanya dibatasi oleh terminal sebagai
penghubung.
Suatu bandara mencakup suatu kumpulan kegiatan yang luas yang mempunyai
kebutuhan-kebutuhan yang berbeda dan terkadang saling bertentangan antara satu
kegiatan dengan kegiatan lainnya. Misalnya kegiatan keamanan membatasi sedikit
mungkin hubungan (pintu-pintu) antara sisi darat (land side) dan
sisi udara (air side), sedangkan kegiatan pelayanan memerlukan
sebanyak mungkin pintu terbuka dari sisi darat ke sisi udara agar
pelayanan berjalan lancar. Kegiatan-kegiatan
itu saling tergantung satu sama lainnya sehingga suatu kegiatan tunggal dapat
membatasi kapasitas dari keseluruhan kegiatan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar