Senin, 04 Maret 2013

Trik Membuat Garis Denah Secara Langsung di AutoCAD


Trik Membuat Garis Denah Secara Langsung di AutoCAD

Sebagian orang membuat gambar denah di AutoCAD adalah dengan membuat garis AS nya dulu,, baru kemudian di offset ke kanan dan kekiri,, Nahhh disini akan diberikan cara membuat garis denah secara langsung dengan ketebalan dinding yang bisa diatur,,,,, Caranya,,,,,, Just follow it,,,

Ketik MLINE pada Command Line (MLINE berarti Multi Line),,,, dilanjutkan dengan menekan enter,,, ketik J,,, dilanjutkan dengan menekan enter,, pilih Zero (ini berarti dimensi dimulai dari AS),, Dilanjutkan dengan mengetik S pada command line,,, dilanjutkan dengan menekan enter,,, masukkan tebal dinding 12,, dilanjutkan dengan menekan enter,,, mulailah membuat denah sesuai dengan desain,,,,

Mudah kan,,, Gambar nya bisa dilihat dibawah ini,,,,
Silahkan dicoba yah,,, Semoga bermanfaat

Trik Membuat Skala Gambar di AutoCAD


Trik Membuat Skala Gambar di AutoCAD


Cara Membuat Skala Gambar di AutoCAD

Tahap pertama atur satuan dia AutoCAD dengan memilih Format → Units → pilih di insertion scale centimeters → OK.

Langkah selanjutnya adalah dengan memasukkan perintah mvsetup pada command line → Ketik N → Ketik M → masukkan skala faktor (misal 1 : 100) 100 → Masukkan ukuran panjang kertas (misal 42) 42 → Masukkan ukuran lebar kertas (misal 29.7) 29.7

Gambar di AutoCAD sudah otomatis diatur skalanya.

Penurunan Pondasi Dangkal



Penurunan pondasi yang terletak pada tanah berbutir halus yang jenuh dapat dibagi menjadi 3 komponan, yaitu penurunan segera, penurunan konsolidasi primer, dan penurunan konsolidasi sekunder. Penurunan total adalah jumlah dari ketiga penurunan.
S = Si + Sc + Ss
S = Penurunan total
Si = Penurunan segera
Sc = Penurunan Konsolidasi Primer
Ss = Penurunan Konsolidasi sekunder

Penurunan segera adalah penurunan yang dihasilkan oleh distorsi masa tanah yang tertekan, dan terjadi pada volume konstan. Penurunan pada tanah-tanah berbutir kasar dan halus yang tidak jenuh termasuk tipe penurunan segera. Penurunan konsolidasi primer adalah penurunan yang terjadi sebagai hasil dari pengurangan volume tanah akibat aliran air meninggalkan zona tertekan. Penurunan konsolidasi sekunder adalah penurunan yang tergantung dari waktu juga. Namun, berlansung pada waktu setelah konsolidasi primer.
a.    Penurunan segera
Si =  (1-μ2) Ip
Dengan :
                        Si = Penurunan Segera
                        q  = Tekanan pada dasar pondasi
                        B = Lebar pondasi
                        E = Modulus elastis
                        μ = Angka poisson
                        Ip = Faktor pengaruh

Menurut terzaghi (1943) menyarankan nilai Ip untuk luasan empat persegi panjang sebagai berikut :
Ip =  (  ln [  ] + [ ] )
Dengan L dan B adalah panjang dan lebar pondasi

b.    Penurunan konsolidasi
Sc =

Dimana :
             = Tegangan vertikal =
Δe = Rasio pori = f (  .  dan Δσ1)

Pondasi Telapak Gabungan dan Kantileve



a. Pondasi Telapak Gabungan
Perencanaan konvensional sebuah pondasi telapak gabungan untuk persegi panjang terdiri dari penentuan tempat titik pusat daerah ;pondasi terletak lalu panjang dan lebar dapat dicari. Dengan dimensi-dimensi ini, maka telapak tersebut diperlakukan sebagai sebuah balok yang ditopang oleh dua atau lebih kolom dan diagram-diagram geser dan momen dapat digambarkan.
   Beban-beban kolom diketahui dan kita menganggap sebuah pondasi telapak kaku sehingga tekanan tanah dihasilkan q = ΣP / A
B =                ; r = 
B1 =  (  – 1)
B2 =  – B1
A =

b. Pondasi Kantilever
Ada tiga pertibangan dasar untuk perencanaan pondasi telapak kantilever (sengkang) :
1.  Sengkang harus kaku, Itelapak> 2, kekakuan ini perlu untuk menghindari rotasi pondasi telapak sebelah luar.
2.  Pondasi telapak harus dibandingkan untuk tekanan-tekanan tanah yang kira-kira sama dan mengabaikan perbedaan-perbedaan besar didalam B untuk mereduksi peurunan yang berbeda.
3.  Sengkang tidak boleh bersentuhan dengan tanah agar tidak ada reaksi tanah yang memodifikan anggapan-anggapan perancangan.

Beban Eksentris



a. Pengertian Beban Eksentris
Apabila suatu gaya pada P bekerja pada garis kerja gaya tidak melewati titik berat pondasi maka akan timbul efek akibat beban tersebut, yang sering disebut beban eksentris dan kondisi yang dihasilkan dari hal ini disebut sebagai geser eksentris. Beberapa tekanan adalah q minimal.

q max =  +  ; q min =  -

Dimana :          Q = Total beban vertikal
                                    M = Beban momen pada pondasi
b. Pengaruh Beban Eksentris terhadap Daya Dukung Pondasi
Pengaruh beban eksentrisitas terhadap daya dukung pondasi dengan adanya beban daya eksentrisitas, hal ini dapat mempengaruhi daya dukung pondasi dimana besar eksentrisitas yaitu :
e =
q max =  (1+  ) dan q max =  (1-  )
Jika e = B/6, maka q min = 0, dan jika e > B/6 maka akan negatif, sehingga terjadi tegangan tarik.
Jika e = 1/6 B atau e > 1/6 L, tegangan kontak maksimum yang terjadi adalah :
q maks =

Terdapat 2 metode analisis yang dapat digunakan untuk menghitung tegangan kontak maksimum akibat beban eksentris, yaitu :
1.    Metode Linier ( Linier Method )
Metode ini mudah digunakan untuk eksentrisitas  yang kecil dan sebaliknya.
Tegangan kontak (σc) dapat ditulis sebagai berikut :
σ = ±  ±
dimana :
·         Ix =  ; Mx = Q. ex
·         Iy =  ; My = Q. ey

Sehingga : σc =  (1 ±  )

2.    Limit State Method
Diusulkan oleh Meyerhot. metode ini mempertimbangkan tegangan kontak berbentuk segiempat pada batas tanah akan runtuh. Luas telapak pondasi ( A=B x L) dimodifikasi menjadi luas efektif (A’ = B’ x L’), dimana :
L’ = L – 2ey
B’ = B – 2ex

σc =

Pengaruh Air Tanah terhadap Daya Dukung Pondasi


Pengaruh Air Tanah terhadap Daya Dukung Pondasi
a. Muka Air Tanah diatas telapak pondasi
1)  Bila muka air tanah terletak diatas atau sama dengan pondasi, berat volume yang dipakai dalam suku persamaan ke-3 harus berat volume efektif atau berat volume apung (γ’), karena zona geser yang terletak dibawah pondasi sepenuh terendam air pada kondisi ini, nilai P0 pada suku persamaan ke-2, menjadi :
γ' (Df – dw) + γb dw
  dengan γ’ = γsat – γw dan dw  = kedalaman muka air tanah.

2)  Jika muka air tanah dipermukaan atau dw = 0, maka γ pada suku persamaan ke-2 digantikan dengan γ’, sedang γ pada suku persamaan ke-3 juga dipakai berat volume apung (γ’).
b. Muka Air Tanah dibawah telapak pondasi
1)  Jika muka air sangat dalam dibandingkan dengan lebar pondasi atau z > β, dengan z adalah jarak muka air tanah dibawah datar pondasi. Nilai γ dari suku ke-2 persamaan kapasitas dukung yang dipakai adalah γb atau γd, demikian pula dalam suku persamaan ke-3 dipakai nilai berat volume basah (γt) atau kering ( γd ). Untuk kondisi ini, parameter kuat geser yang digunakan dalam hitungan adalah parameter kuat geser dalam tinjauan tegangan efektif (c’dan φ’).
2)  Jika muka air tanah terletak pada kedalaman z dibawah dasar pondasi (z < β), nilai γ pada suatu persamaan ke-2 digantikan dengan γb atau γd, , karena massa tanah dalam zona geser sebagian terendam air, berat volume tanah yang diterapkan dalam persamaan kapasitas dukung suku ke-3 dapat didekati dengan :
γrt = γ’ + (Z/B) (γb-γ’)
γrt = γ rata-rata

Sabtu, 02 Maret 2013

Analisis Skempton dan Analisis Hansen



c.       Analisis Skempton
Skempton (1951) memberikan persamaan daya dukung ultimit pondasi yang terletak pada lempung jenuh dengan memberikan faktor bentuk dan kedalaman. Skempton menyarankan pemakaian faktor koreksi pengaruh bentuk pondasi (Sc) dengan :

Sc = (1 + 0,2 B/L)
 

B = Lebar telapak pondasi
L = Panjang telapak Pondasi

Faktor bentuk dan kedalaman (Nc) :
1.      Pondasi di Permukaan ( Df = 0 )
Nc = 5,14 untuk pondasi memanjang,
Nc = 6,20 untuk pondasi lingkaram dan bujur sangkar.
2.      Pondasi pada kedalaman 0 < Df < 2,5 B
Nc = ( 1 + 0,2 ) Nc(permukaan)
3.      Pondasi pada kedalaman Df > 2,5 B
Nc = 1,5 Nc(permukaan)
Kapasitas dukung ultimate pondasi memanjang menurut Skempton :
qu = cuNc + Dfγ
Kapasitas dukung ultimate neto :
qu = cuNc             ;    qu    = kapasitas dukung ultimate (kN/m2­­)
                                qun   = kapasitas dukung ultimate neto (kN/m2­­)
                                Df   = kedalaman pondasi (m)
                                γ      = berat volume tanah ((kN/m3­­)
                                Cu   = kohesi tak terdrainasi (undrained) ((kN/m2­)
                                Nc   = faktor kapasitas dukung Skempton

f. Analisis Hansen
Persamaan kapasitas daya dukung menurut Hansen :
            Untuk tanah berbutir halus,      ϕ = 0, Maka persamaan :